Beranda

Selamat Datang di protozoabiologi.blogspot.com
Blog ini berisi tentang sub materi Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya untuk siswa kelas X semester 2




Petunjuk Penggunaan

1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menampilkan blog ini, antara lain:
     Sebaiknya browser yang di gunakan adalah Google Chrome, Mozilla Firefox atau Opera   untuk tampilan yang lebih baik.

2. Ikuti petunjuk yang ada pada setiap materi yang disajikan. Bacalah informasi pemakaian blog untuk mengetahui fungsi setiap content dalam blog ini!

3. Informasi pemakaian :
a. Judul: berupa judul dari blog “Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya”
b.  Beranda : tampilan utama dari blog ini, serta berisi petunjuk pemakaian yang menampilkan halaman/ bagian-bagian dari blog dan tentang cara penggunaan blog.
c.  Pencarian, berfungsi untuk melakukan pencarian materi yang ada di dalam blog
d.  Pilihan menu, terdiri dari:
  •      Kompetensi : berisi target kompetensi kurikulum yang akan dicapai (Standar  Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran)
  •      LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang dapat digunakan siswa sebagai acuan dalam melakukan pengamatan keanekaragaman
  •      Materi :  berisi cakupan materi keanekaragaman hayati, pada materi terdapat warna hijau yang menandakan sebuah Link (dapat dibuka setelah di klik
  •      Rangkuman : berisi materi yang telah dirangkum
  •      Glosarium : berisi istilah-istilah penting yang terdapat didalam 
  •      Daftar Link : berisi referensi-referensi gambar dan informasi 



Label:

Rangkuman


Rangkuman 

1. Ciri-ciri umum Protozoa :
  • Organisme uniseluler (bersel tunggal)
  • Eukariotik (memiliki membran nukleus)
  • Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
  • Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
  • Hidup bebas, saprofit atau parasit
  • Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
  • Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
2. Beberapa manfaat Protozoa antara lain :

No.
Jenis
Klas
Manfaat
1.
Radiolaria sp
Rhizopoda
Endapan rangkanya digunakan untuk bahan penggosok dan pengkilap logam
2.
Foraminifera sp
Rhizopoda
Fosilnya membentuk tanah globigerina sebagai petunjuk adanya sumber minyak bumi
3.
Euglena sp
Flagellata
Komponen fitoplankton
4.
Paramecium sp
Ciliata
Indikator perairan tawar yang tercemar
5.
Stentor sp
Cilliata
Indikator perairan tawar

3. Kelimpahan diartikan sebagai banyaknya individu tertentu yang terdapat dalam contoh yang diambil. Kelimpahan Protozoa disuatu daerah adalah banyaknya Protozoa didaerah tersebut per luas areal (pada daratan) yang dikaji, jika pada perairan menggunakan volume.

4. Rumus untuk menghitung kelimpahan yaitu :
 N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)
 Keterangan :
 N = Jumlah sel perliter
 n = jumlah sel yang diamati
 Vo = volume air yang diamati (pada gelas obyek) (ml)
 Vr = volume air tersaring (ml)
 Vs = Volume air yang disaring (l)

5. Keberadaan suatu organism dalam suatu wilayah akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi adalah faktor fisik, faktor khemik, dan faktor biotik. Umumnya suatu organisme dapat hidup pada kondisi lingkungan kisaran tertentu begitu pula dengan Protozoa hanya dapat hidup pada keadaan lingkungan tertentu yang mendukung kehidupannya.

7. Keterkaitan antara kelimpahan Protozoa dengan lingkungannya dipengaruhi oleh substrat dasar, kecepatan arus, kekeruhan air, intensitas cahaya, BOD, DO, pH air, suhu air, adanya predator dan kompetisi.

8. Interaksi antara Protozoa dengan organism lain di ekosistem air tawar erat kaitannya dengan rantai makanan yang terjadi di ekosistem tersebut. Melalui rantai makanan tersebut terjadilah aliran energi.


Label:

Materi


A. Karakteristik Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Protozoa memiliki tubuh yang terdiri atas satu sel dan eukariotik. Untuk itulah semua aktivitasnya dilakukan oleh sel itu sendiri seperti bergerak, bereproduksi, dan lain-lain. Tubuh Protozoa umumnya tidak mempunyai dinding sel yang kuat dan di dalamnya terdapat nukleus, vakuola, mitokondria, dan ribosom. Ukuran tubuhnya berkisar antara 5-100 milimikron, jadi sangat mikroskopis. Hidupnya ada yang berkoloni dengan membentuk kumpulan sel dan ada pula yang berperilaku sebagai parasit pada organisme lain. Lebih dari 64.000 species Protozoa telah dikenal, diperkirakan 32.000 berupa fosil dan 22.000 merupakan bentuk-bentuk yang bebas, 10.000 adalah sebagai parasit. Hidupnya sebagian berkoloni atau hidup soliter, sebagian dapat bergerak bebas dan dapat pula menempel ( sessil ).
  
Protozoa mempunyai tempat hidup di mana-mana, yaitu di perairan, misalnya di kolam, air laut, air tawar, tetapi ada juga yang hidup sebagai parasit pada hewan atau tumbuhan, bahkan manusia. Di tanah pun mereka bisa hidup, untuk itulah hewan tersebut dimasukkan kelompok kosmopolit, artinya dapat ditemukan di berbagai tempat. Karena hidupnya ada yang berada di perairan, maka mereka mempunyai peranan penting dalam rantai makanan untuk komunitas lingkungan akuatik. 

Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :

  • Organisme uniseluler (bersel tunggal)
  • Eukariotik (memiliki membran nukleus)
  • Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
  • Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
  • Hidup bebas, saprofit atau parasit
  • Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
  • Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagel, memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit.


Bentuk Protozoa sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, dan memanjang. Ukuran tubuhnya berdiameter 1 milimikron. Sel Protozoa terbungkus membran sitoplasma dan setiap selnya mempunyai satu atau beberapa nukleus. Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual/ vegetatif dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. 

Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8. Seperti yang sudah dipaparkan diatas, Protozoa memiliki klorofil dan bersifat fotoautotrof. Namun, ada beberapa Protozoa yang tidak memiliki klorofil. Protozoa jenis ini mendapatkan makanan/nutrient organiknya melalui membran sitoplasma seperti pada bakteri. Protozoa dibedakan menjadi 4 kelas, diantaranya:

1. Flagellata

Flagellata ini bergerak dengan bantuan satu atau lebih flagela. Bentuk flagela seperti cambuk. Letaknya berada pada ujung anterior tubuhnya. Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya. Mereka juga tumbuh-tumbuhan karena mempunyai pigmen untuk berfotosintesis, mensekresi jenis bahan serupa tumbuh-tumbuhan yang disebut selulosa sebagai penutup atau pelindung. Kelompok ini dapat didefinisikan sebagai berikut :
a.   Organisme yang khas mempunyai flagella
b.  Soliter atau berkoloni
c.   Perkembangan aseksual khususnya dengan belahan biner
d.  Bersifat autotrof, heterotrof, atau miksotrof

Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Dibedakan menjadi dua yaitu:
         a.  Flagellata autotrofik (berkloroplas) , dapat berfotosintesis. Contohnya Euglena viridis, Noctiluca mliliaris, volvox globator.
        b. Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas), tidak dapt berfotosintesis. Contohnya Trypanosoma gambiense, Leishmania sp. Sebagian besar hidup bebas dan ada pula yang sebagai parasit pada manusia dan hewan, atau saprofit pada organisme mati.

1) Flagellata juga dibagi menjadi dua yaitu :

     a)   Fitoflagellata 

      Adalah flagellata yang dapat melakukan fotosintesis karena memiliki kromatofora. Fitoflagellata mencerna makananya dengan berbagai cara, menelan lalu mencernanya di dalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencerna organisme yang sudah mati (saprofit). Habitat fitoflagellata di perairan bersih dan perairan kotor. Fitoflagellata bergerak dengan menggunakan flagella. Tubuhnya diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya Volvox. Ada pula yang memiliki felikel, misalnya euglena. Felikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein. Dibagi menjadi 3 kelas:

    i. Euglenoida : Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Contohnya yang terdapat   pada Euglena viridisEuglena viridis mempunyai ciri-ciri :
         -  Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron
         -  Ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk
       - Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap  dan terang.
         -   Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis
      - Memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.
      ii. Dinoflagellata : contohnya terdapat pada Noctiluca milliaris, yang mempunyai ciri-ciri :
    - Memiliki satu flagella, satu panjang dan satu pendek
    - Dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu
    - Tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik.
      iii. Volvocida yang mempunyai ciri-ciri mempunyai ciri-ciri :
    - Bentuk tubuh umumnya bulat
    - Koloninya terdiri dari ribuan hewan bersel satu yang masing-masing memiliki dua flagella

    - Setiap sel memiliki inti , vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas
     2) Zooflagellata
  Adalah flagellata yang tidak berkloroplas dan menyerupai hewan. Ada yang hidup bebas namun kebanyakan bersifat parasit.  Bentuk tubuh mirip dengan sel leher porifera. Mempunyai flagella yang berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagella, selain itu flagella juga berfungsi sebagai alat gerak.

2. Cilliaphora 

Sifat khas dari kelas ini ialah adanya bulu-getar seperti rambut di sekujur badannya yang digunakan sebagai alat gerak, menangkap makanan, atau kadang-kadang hanya untuk menimbulkan arus air untuk pernapasan. Bulu getar ini dimiliki sepanjang hidupnya dan kelompok bulu getar lainnya dimiliki di sebagian daur hidupnya. Ciliata hidup bebas di air tawar dan di air laut. 

Ciliata ini merupakan spesifik sebagai konsumer dan tidak ada suatu contoh yang jelas bahwa golongan ini berasal dari Algae. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memilki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar), yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensintesis RNA, juga berperan penting dalam reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ada vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhya. Banyak hidup di air laut dan tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli . Alat geraknya berupa rambut getar (silia). 

Ciliata mempunyai beberapa ciri-ciri , antara lain : 

a. Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate primitif, simetri radial.

b. Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar yang disusun oleh sitoplasma padat
c. Tubuhnya diselimuti oleh silia , yang menyelubungi seluruh tubuh utama disebut silia somatic
d. Ciliata mempunyai dua tipe inti sel (nukleus), yaitu makronukleus dengan mikronukleus.
e. Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi nutrisi dan
cara makan.

Ciliata memilki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada hewan primitif, mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan Ciliata , bagian tersebut diganti oleh bagian posterior. Terdapat dua macam mulut pada ciliata yaitu:

a. Mulut membran berombak : merupakan ciliata yang menyatu dalam barisan panjang
b. Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan.

Fungsi ciliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring . Contoh anggota Ciliata yang terkenal misalnya Paramecium spTerdapat contoh Ciliata yang lain antara lain seperti : 

a. Stentor sp : Bentuk seperti terompet dan menetap di air tawar yang tergenang atau mengalir. Makanan hewan ini adalah Ciliata yang ukurannya lebih kecil. 
b. Didinium sp : Merupakan predator pada ekosistem perairan yaitu pemangsa Paramecium  sp
c. Vorticella sp : Bentuk seperti lonceng, bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi silia sekitar mulutnya. Hidup di air tawar , menempel dengan tangkai batang yang bersifat kontraktil pada substrak. Makananya berupa bakteri atau sisa-sisa bahan organik yang masuk bersama aliran air melalui celah mulutnya.
d. Styllonichia sp : Bentuknya seperti siput, silia berkelompok
e. Ballanthidium coli : habitatnya pada kolon atau usus besar manusia bagian asenden dan transenden yang dapat menyebabkan gangguan pada perut.

3. Rhizopoda

Sifat khas hewan ini ialah bahwa gerakannya dilakukan dengan menjulurkan badannya dan mengkerutknnya kembali atau bergerak dengan kaki semu atau pseudopodium. Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel, yang berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Perkembangbiakan secara tidak kawin melalui pembelahan biner dan pembentukkan kista. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba. Pada Amoeba , pergerakkan hewan ini dengan menggunakan kaki semu terjadi karena adanya rangsangan makanan. Makananya dapat berupa ganggang, bakteri atau sisa-sisa organik. Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup liar di luar tubuh organisme lain (hidup bebas). Contohnya Amoeba proteus, Foraminifera sp, Arcella sp, Radiolaria sp

Struktur tubuh Amoeba yaitu sel dilindungi oleh membran sel. Didalam selnya terdapat organel – organel, diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan. Membran sel disebut juga plasmalema dan berfungsi melindungi protoplasma. Sitoplasma dibedakan atas ekstoplasma dan endoplasma. Ektoplasma merupakan lapisan luar sitoplasma yang letaknya berdekatan dengan membran plasma dan umumnya ektoplasma merupakan bagian dalam plasma, umumnya bergranula. Didalam endoplasma terdapat 1 inti, satu vakuola kontraktil, dan beberapa vakuola makanan. Inti sel (nukleus) berfungsi untuk mengatur selurug kegiatan yang berlangsung di dalam sel. Rongga berdenyut (Vakuola Kontraktil) disini berfungsi sebagai organ eksresi sisa makanan. Vakuola kontraktil juga menjaga agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dari tekanan osmosis di sekitarnya. Rongga makanan (vakuola makanan) berfungsi sebagai alat pencernaan. Makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui rongga berdenyut.

Terdapat juga contoh dari Rhizopoda lainnya seperti:

a. Arcella
Memiliki rangka luar yang tersusun dari zat kitin. Hewan ini banyak terdapat di air tawar. Berbentuk seperti piring, dengan satu permukaan cembung dan permukaan lainnya cekung atau datar , yang ditengahnya terdapat lubang tempat keluarnya kaki palsu. 
b. Difflugia
Rangka luar difflugia dapat menyebabkan butir-butir pasir halus dan benda-benda laindapat melekat.
c. Foraminifera
Memiliki rangka luar yang terdiri dari silica atau zat kapur (mengandung kalsium karbonat). Semua anggota foraminifera ini hidup di laut. Genus yang paling terkenal dari Foraminifera ini adalah Globigerina, karena lapisan Foraminifera dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi.

d.  Radiolaria

Merupakan organisme laut bertubuh bulat seperti bola dan memilki banyak duri yang terbuat dari zat kitin dan stonsium sulfat. Radiolaria yang mati akan mengendap yang disebut dengan Lumpur radiolaria yang digunakan sebagai bahan alat penggosok serta bahan peledak. 

4. Sporozoa

Sporozoa adalah Protozoa parasitik yang biasanya berpindah dari satu inang ke inang yang lain dalam tingkat spora. Umumnya spora berupa benda seperti biji dengan bungkus yang dinamakan sporosista. Kelas ini banyak hidup di laut dan hampir setiap kelompok besar hewan dalam dunia hewan mempunyai anggota yang dijangkiti oleh satu jenis Sporozoa. Semua anggota dari Sporozoa ini bersifat endoparasit. Tubuhnya berbentuk bulat atau bulat panjang dan Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (Sporozoid) sebagai cara perkembangbiakannya. Makanannya langsung diperoleh dari inang tempat hidupnya. Hidup parasit pada tubuh manusia ataupun dapat juga parasit pada hewan. Sporozoid memiliki organel-organel komplek pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Contoh : Plasmodium sp. Merupakan golongan protista yang menyerupai jamur, karena sporotozoa dapat membentuk spora yang dapat menginfeksi inangnya dan tidak memiliki alat khusus, sehingga geraknya mengubah – ubah kedudukan tubuh, sporozoa hidup sebagai parasit. Respirasi dan eksresi terjadi secara difusi.

B. Kelimpahan Protozoa 

Menurut Soejipto (1992) kelimpahan individu suatu spesies diartikan sebagai banyaknya individu tersebut individu tersebut yang terdapat dalam contoh yang diambil. Kelimpahan sering disebut dengan densitas absolut. Cara untuk menyatakan kelimpahan adalah dengan menghitung jumlah individu suata spesies dalam contoh dibandingkan dengan luas areal yang dikaji. Semakin tinggi atau besar nilai kelimpahannya, berarti semakin banyak individu yang ada. Jadi kelimpahan fitoplankton di Kawasan saluran irigasi Embung Tambakboyo adalah banyaknya fitoplankton di Kawasan saluran irigasi Embung Tambakboyo per luas areal.

Odum mengemukakan pada habitat dengan kondisi lingkungan yang relatif tetap atau tidak berubah-ubah memiliki jumlah spesies yang tinggi dengan jumlah individu dalam masing-masing spesies sedikit. Sebaliknya pada habitat dengan kondisi lingkungan yang terus menerus mengalami perubahan secara ekstrim, hanya akan terdapat sedikit spesies namun dalam jumlah individu yang besar dalam masing-masing spesies (Erma, 2010: 31)


Lingkungan di daerah Saluran Irigasi Embung Tambakboyo sering sekali mengalami perubahan lingkungan yang akan menyebabkan keanekaragaman spesies. Keanekaragaman di saluran irigasi ini memiliki keanekaragaman spesies yang sedikit tetapi jumlah individu dalam masing-masing setiap spesies cukup besar. Ini dikarenakan hanya spesies-spesies tertentu yang dapat bertahan hidup di tempat tertentu khususnya di lingkungan air tawar, salah satunya Protozoa.

Besar kecilnya kelimpahan Protozoa di suatu tempat tergantung pada kondisi habitatnya. Apabila komponen biotik maupun abiotik dalam habitatnya mampu mendukung kelangsungan hidup Protozoa, maka kelimpahan Protozoa di tempat tersebut akan besar. Keterkaitan antara kelimpahan Protozoa dengan lingkungan tidak lain disebabkan karena adanya interaksi antara Protozoa dengan faktor lingkungan, baik fisik, khemik maupun biotik. 


















































Daftar Link


http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/sarcodina/ap/indexe.html

http://www.wadsworth.org/testing/parasitologyD/Ecoli.shtml

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Sarcodina/Arcella/vulgaris/vulgaris_1.jpg

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Sarcodina/Difflugia/corona/corona.jpg

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Sarcodina/Difflugia/corona/corona.jpg

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Sarcodina/Euglypha/sp_01.html

http://www.plingfactory.de/Science/Atlas/KennkartenProtista/source/Vampyrella%20lateritia.html

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Sarcodina/Heliozoa/Actinophrys/sol_0.html

http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Actinophrydae

http://seaweedafrica.org/search/images/view/?img_id=43096

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/Images/Heterokontophyta/Dinobryon/sertularia/sp_7.html

http://www.photomacrography.net/forum/viewtopic.php?t=5076&highlight=synura

http://botit.botany.wisc.edu/Resources/Botany/Chlorophyta/Chlamydomonas/Chlamydomonas.jpg.html

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/chlorophyta/pandorina/morum/morum3b.html

http://www.microscopy-uk.org.uk/mag/indexmag.html?http://www.microscopy-uk.org.uk/mag/artmar03/rhtermite.html

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/Images/Ciliophora/Didinium/sp_1a.html

http://www.plingfactory.de/Science/Atlas/KennkartenProtista/source/Coleps%20hirtus.html

http://www.plingfactory.de/Science/Atlas/KennkartenProtista/source/Lacrymaria%20olor.html

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/ciliophora/paramecium/caudatum/intactcells/sp_10.html

http://www.plingfactory.de/Science/Atlas/KennkartenProtista/source/Colpoda%20sp..html

Label:

Glosarium


GLOSARIUM
  • Abiotik  : Istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup
  • Adaptasi  : Kemampuan atau cara organisme menghadapi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup
  • Autotrofik  : Mampu menyusun makanannya sendiri, berupa bahan organik dari bahan anorganik
  • Biota  : Seluruh makhluk hidup yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam waktu tertentu
  • Biotik  : Istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup
  • BOD  : Sejumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri aerobik untuk mendekomposisikan dan menstabilkan sejumlah bahan organik dalam air
  • DO  : Oksigen terlarut dalam air
  • Dekomposer  : Makhluk hidup yang berperan menguraikan  makhluk hidup yang telah mati
  • Ekosistem  : Kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya
  • Fotosintesis  : Kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tumbuhan dengan energi cahaya
  • Habitat  : Tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak
  • Koloni  Kaum, hidup secara berkelompok
  • Kompetisi  : Persaingan untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan sumber   daya yang sama
  • Konsumen  : Makhluk hidup yang bisa menjadikan makhluk hidup yang lain sebagai makanannya karena tidak dapat membuat makanan sendiri
  • Mikroskopik : Sebutan untuk semua makhluk hidup yang berukuran kecil sehingga diperlukan Mikroskop untuk melihatnya
  • Mitokondria  : Organel dalam sel berfungsi dalam  respirasi sel
  • Nukleus  : Organel terbesar dalam sel yang berperan penting pada sel sebagai pengendali kegiatan sel dan sebagai materi genetic yang akan diturunkan pada keturunannya
  • Parameter  : Faktor, indikator, variabel
  • Pigmen  : Zat warna pada organisme
  • Predasi  : Hubungan antara mangsa dan dimangsa
  • Predator  : Makhluk hidup pemangsa
  • Produsen  : Organisme penghasil bahan organik yaitu organisme yang dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis
  • Ribosom  : Organel dalam sel sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein
  • Soliter  : Hidup secara individual
  • Saprofit  : Organisme hidup yang mengambil makanan dari sisa-sisa organisme mati 
  • Trofik  : Tingkatan atau level yang didalamnya terdapat organism-organisme yang memiliki peran yang sama dalam  tingkat memakan

Label:

LKS


LKS

Judul : Pengamatan Kelimpahan Protozoa di Kawasan Saluran Irigasi Embung Tambakboyo


Rumusan Masalah : Berapa besar kelimpahan Protozoa dan bagaimana keterkaitannya dengan faktor lingkungan di kawasan saluran irigasi Embung Tambakboyo?

Tujuan Pengamatan : Mengetahui kelimpahan Protozoa dan keterkaitannya dengan faktor lingkungan di Kawasan Saluran Irigasi Embung Tambakboyo

Setting Pengamatan : tempat di Kawasan Saluran Irigasi Embung Tambakboyo

Variabel yang diamati :
     1. Jumlah Protozoa
 2. Faktor Lingkungan, yang terdiri dari :
     a. Faktor fisik : intensitas cahaya, kekeruhan, temperatur air
     b. Faktor Khemik : pH air, BOD, DO
     c. Faktor biotik : tumbuhan dan hewan disetiap pengambilan sampel
Alat yang digunakan :
Luxmeter, pH stick, thermometer, plankton net, botol flakon, mikroskop, gelas obyek, gelas penutup, pipet tetes

Cara penentuan lokasi pengambilan sampel :
Kegiatan ini dilakukan di Saluran Irigasi Embung Tambakboyo, lokasi penelitian dibagi menjadi 3 titik stasiun pengamatan yaitu :
a) Stasiun A daerah saluran primer
b) Stasiun B daerah saluran sekunder
c) Stasiun C daerah saluran tersier

Mengamati faktor-faktor fisik, khemik dan biotik 
a. Pengamatan terhadap faktor-faktor fisik
1) Mengukur temperatur air dengan dengan thermometer
2) Mengukur intensitas cahaya dengan luxmeter
Keterangan : pengukuran faktor fisik lingkungan dilakukan pada setiap tempat pengambilan sampel air kemudian diambil rata-ratanya. Untuk pengukuran kekeruhan dilakukan di Laboraturium Penguji dan Kalibrasi BBTKL PPM Yogyakarta.
b. Pengamatan terhadap faktor-faktor khemik lingkungan, yang meliputi :
1) Mengukur pH dengan pH stick
Analisis sifat khemik yang meliputi DO dan BOD untuk analisis dilakukan di Laboraturium Penguji dan Kalibrasi BBTKL PPM Yogyakarta
2) Mencatat jenis-jenis hewan dan jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di lokasi pengambilan sampel

Pengambilan sampel 
1) menenggelamkan plankton net no.25 sampai dasar saluran
2) memasukkan air saringan dari plankton net ke dalam botol flakon atau botol sampel
3) menyimpan air sampel tersebut ke dalam termos es yang telah diisi es batu

Memasukkan cara no. 1, 2, 3, dan 4 pada pengambilan air di stasiun yang berbeda (stasiun A, B dan C)
Keterangan : pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan plankton net agar dapat menyaring Protozoa yang berada di Saluran Irigasi Embung Tambakboyo.

Kegiatan pengamatan identifikasi dan penghitungan Protozoa dilakukan di Laboraturium Biologi dengan tahapan sebagai berikut :
1) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
2) Melakukan homogenasi dengan mengocok sampel yang ada di botol film secara perlahan 
3) Mengambil sampel dengan menggunakan pipet tetes
4) Meneteskan air pada gelas obyek, kemudian mengamati di bawah mikroskop. Melakukan hingga 3x pengulangan, setiap 1 kali pengulangan dengan 1 tetes air sampel
5) Mengamati Protozoa dimulai dari sisi kiri atas obyek glass kearah bawah kemudian digeser terus ke atas sampai batas akhir cover glass, selanjutnya digeser ke kanan dan terus ke bawah sampai batas cover glass


Gambar 2. Arah Geser Obyek Glass








6) Menggambar dan memotret hasil pengamatan yang diperoleh kemudian mengidentifikasinya dengan menggunakan rujukan pada tabel tugas 1. Setiap pengamatan dihitung macam jenis dan jumlah individu Protozoa yang teramati
7) Selain mencatat Protozoa yang teramati, mencatat juga Fitoplankton yang teramati
8) Setelah melakukan pengamatan, membersihkan gelas obyek

Hasil pengamatan Faktor Lingkungan :
Isilah tabel di bawah ini berdasarkan hasil penelitian yang kalian lakukan !

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Faktor Fisik


No.
Stasiun
Suhu
Kekeruhan
Intensitas cahaya
Kecepatan Arus
1.
A




2.
B




3.
C





Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Faktor Khemik

No.
Stasiun

BOD
DO
pH
1.
A



2.
B



3.
C




Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Faktor Biotik

No.
Stasiun
Hewan
Tumbuhan
1.
2.
3.
A
B
C




keterangan :
Saluran A : Primer
Saluran B : Sekunder
Saluran C : Tersier
TUGAS 1
Isilah Tabel Sesuai Pengamatan Kelompok!

No.
Gambar Spesies yang ditemukan
Ciri-ciri Spesies yang ditemukan
Nama Spesies (menurut referensi)









DISKUSI 
1. Berapakah jenis Protozoa yang kalian temukan dalam pengamatan kelompok?
2. Jenis Protozoa apa saja yang kalian temukan dalam pengamatan kelompok?
3. Sebutkan dimana saja letak persamaan dan perbedaan cirri seluruh Protozoa yang telah ditemukan atau diidentifikasi!

TUGAS 2

Isilah tabel dibawah ini berdasarkan hasil pengamatan kelompok!

1. Suhu

Stasiun
Nama Spesies
Jumlah Individu
Kelimpahan
Faktor Lingkungan
A




B




C





2. Kekeruhan

Stasiun
Nama Spesies
Jumlah Individu
Kelimpahan
Faktor Lingkungan
A




B




C





3. Intensitas Cahaya

Saluran
Nama Spesies
Jumlah Individu
Kelimpahan
Faktor Lingkungan
A




B




C





4. Kecepatan Arus 

Stasiun
Nama Spesies
Jumlah Individu
Kelimpahan
Faktor Lingkungan
A




B




C





5. BOD

Stasiun
Nama Spesies
Jumlah Individu
Kelimpahan
Faktor Lingkungan
A




B




C





6. DO 

Stasiun
Nama Spesies
Jumlah Individu
Kelimpahan
Faktor Lingkungan
A




B




C





7. pH 

Stasiun
Nama Spesies
Jumlah Individu
Kelimpahan
Faktor Lingkungan
A




B




C





keterangan :
Saluran A : Primer
Saluran B : Sekunder
Saluran C : Tersier
Analisis Data
  • Kelimpahan =  N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)
  • Keterkaitan antara kelimpahan Protozoa dengan faktor lingkungan dideskripsikan dengan mengacu pada sumber yang relevan
Pembahasan
1. Berapa kelimpahan Protozoa di Saluran Irigasi Embung Tambakboyo? 
2. Adakah perbedaan kelimpahan Protozoa di setiap stasiun? Berikan alasannya! 
3. Dugaan apa saja yang mempengaruhi perbedaan kelimpahan Protozoa berdasarkan lingkungan pada Saluran Irigasi Embung Tambakboyo?

............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

Kesimpulan .......................................................................................................................................






























Label:

Waktu

Profil

Foto saya
Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Lahir pada tanggal 12 Oktober 1989. Mahasiswa UNY 2008 Fakultas MIPA jurusan Pendidikan Biologi. email ventychomariyah@gmail.com

Mencari

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.